Anak merupakan salah satu anugerah yang diberika Allah SWT kepada umat manusia. Kehadiran anak dalam sebuah rumah tangga sangat berpengaruh dalam psikologi pasangan suami-istri tersebut. Bukan hanya itu kehadiran anak juga sangat berpengaruh dalam berlangsungnya kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bagi pasangan suami-istri tersebut.
Hal ini yang menuntut bagi
setiap orang tua itu wajib dalam merawat dan mendidiknya sesuai dengan
fitrahnya sebagai mahluk yang diciptakan oleh Allah Azza Wajalla…
Sebagai mana Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam, bersabda :
“Sesungguhnya, setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini semua dalam keadaan
suci ( Fitrah Islam ), dan karena kedua orang tuanyalah yang membuat anak itu
menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi”.
Hadits diatas menerangkan
bahwasannya setiap anak yang dilahirkan kedunia laksana kertas putih. Ia bersih
tidak memiliki dosa dan kesalahan serta keburukan yang membuat kertas tersebut
menjadi kotor dan hitam. Namun, karena cara mendidik orangtuanya lah, karakter
anak beragam, ada yang berperangai buruk, tidak taat kepada kedua orang
tuanya, dan tidak taat kepada Allah Azza Wajalla…
Fitrah setiap anak yang
dilahirkan kedunia adalah suci, maka orang tua dituntut untuk selalu menjaga
kesuciannya, dan menjadikan anak tersebut sebagay anak shaleh. Karena salah satu
amal yang tidak pernah terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggalkan
dunia ini adalah anak yang shaleh. Doa anak yang shaleh merupakan salah satu
doa yang insya Allah pasti terkabul. Karenanya, orangtua harus mendidik anak
dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, anak akan tumbuh menjadi seorang yang
berkepribadian rusak dan hancur yang pada gilirannya akan merugikan orangtua
itu sendiri. Sesungguhnya memang tidak mudah memikul beban untuk membesarkan
anak hingga menjadi pribadi yang kita harapkan dapat meraih sukses dunia dan
akhirat. Semua butuh kesabaran, kerja keras, keikhlasan, dan masih banyak lagi.
Tanpa bermaksud menyederhanakan, berikut beberapa tips
yang diaplikasikan oleh orangtua yang disarikan dari tata cara mendidik anak
ala Rasulullah Saw.
1. Menanamkan Nilai-nilai Ketauhidan
Mengajarkan tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam
hal beribadah kepada-Nya, menjadikannya lebih mencintai Allah daripada
selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Selain itu, orangtua
harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah
Swt. dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan
menjauhi larangan-Nya. Terlebih dahulu, orangtua selaku guru (pertama) bagi
anak-anaknya harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang diajarkan
dalam Islam. Ini adalah pendidikan yang paling urgen di atas hal-hal penting
lainnya.
2. Menjadi Sahabat dan Mendidik dengan Keteladanan
Setiap anak akan belajar dari lingkungannya dan dalam
hal ini lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan
kepribadiannya. Orang-orang di sekelilingnya akan menjadi model dan contoh
dalam bersikap. Sudah selayaknyalah orangtua memberi keteladanan kepada
anak-anaknya. Para orangtua sebaiknya memberikan contoh yang baik sesuai dengan
nasihat dan ucapannya kepada para anaknya. Akan sangat lucu jika yang
disampaikan orangtua kepada anak-anaknya ternyata tidak dilakukan oleh orangtua
itu sendiri. Dalam Islam, keteladanan dari orangtua sangat menentukan terlebih
di zaman sekarang media tontonan tidak dapat diharapkan menjadi contoh yang
baik bagi pembentukan akhlak anak-anak muslim.
3. Mendidik dengan Kebiasaan
Suatu kebaikan harus dimulai dengan pembiasaan. Anak
harus dibiasakan bangun pagi agar mereka gemar melaksanakan shalat Subuh. Anak
harus dibiasakan ke masjid agar mereka gemar melakukan berbagai ritual ibadah
di masjid. Pembiasaan itu harus dimulai sejak dini, bahkan pembiasaan membaca
Al-Quran pun bisa dimulai sejak dalam kandungan. Pembiasaan shalat pada anak
harus sudah dimulai sejak anak berumur tujuh tahun.
4. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
Sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak,
Rasulullah Saw. menggunakan beberapa cara berikut. Saat sedang berpuasa,
Rasulullah mengajak anak-anak bermain sehingga siang yang panjang terasa cepat.
Anak-anak akan menyongsong waktu berbuka dengan gembira. Hal ini juga membuat
anak memiliki kepercayaan diri sehingga sanggup berpuasa sehari penuh. Sering
membawa anak-anak ke majelis orang dewasa, resepsi, atau bersilaturahim ke
rumah saudara sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan diri sosialnya. Mengajari
Al-Quran dan As-Sunnah serta menceritakan sirah nabi untuk meningkatkan
kepercayaan diri ilmiahnya. Menanamkan kebiasaan berjual-beli untuk
meningkatkan kepercayaan diri anak terkait ekonomi dan bisnis. Di samping itu,
sejak dini anak akan terlatih mandiri secara ekonomi.
5. Memotivasinya Anak Berbuat Baik
Seorang anak, meski kecil, juga terdiri dari jasad dan
hati. Mereka dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci sehingga hatinya yang
putih dan lembut itu pun akan mudah tersentuh dengan kata-kata yang hikmah.
Anak-anak, terutama pada usia emas (golden age), cenderung lebih mudah
tersentuh oleh motivasi ketimbang ancaman. Karenanya, hendaknya orangtua tidak
mengandalkan ancaman untuk mendidik buah hati. Ketimbang mengancam, lebih baik
orangtua memotivasi anak dengan mengatakan bahwa kebaikan akan mendapat balasan
surga dengan segala kenikmatannya. Itu pulalah yang dicontohkan oleh Rasulullah
kepada kita ketika beliau mendidik para sahabat.
6. Sediakan Waktu untuk Makan Bersama Anak
Rasulullah Saw. senantiasa menyempatkan untuk makan
bersama anak-anak. Cara tersebut akan mempererat keterikatan batin antara
orangtua dan anaknya. Dengan begitu kita dapat meluruskan kembali berbagai
kekeliruan yang mereka lakukan melalui dialog terbuka dan diskusi. Alangkah
baiknya jika ibu dan bapak berkumpul dengan anak-anak ketika makan bersama
sehingga mereka merasakan pentingnya peran kedua orangtuanya. Hal ini juga
dapat mempermudah meresapnya segala nasihat tentang perilaku, keimanan, atau
pendidikan.
7. Mendidik dengan Reward/Hadiah
Memberi hadiah adalah salah satu penghargaan yang
dapat melunakkan hati anak sehingga mereka akan bersimpati kepada kita dan
akhirnya mau melaksanakan nasihat yang kita berikan. Namun perlu diingat, tidak
semua perbuatan baik anak harus dihargai dengan materi. Lakukan reward yang
bervariasi, bisa dengan pujian, ciuman, belaian, uang, dan lain-lain.
8. Memilih Sekolah yang Islami
Saat anak menginjak usia sekolah, orangtua berperan
dalam memilihkan sekolah, mengajarkan Al-Quran, mengembangkan pola pikir anak,
memberikan data dan ilmu semaksimal mungkin. Meski anak sudah mulai sekolah
(mendapatkan ilmu di sekolah), orangtua hendaklah selalu belajar tentang
pendidikan anak karena semakin bertambah usia anak, maka akan semakin kompleks
pula problem (pendidikan anak) yang harus kita hadapi.
9. Mendidik dengan Hukuman
Cara ini boleh dilakukan jika cara-cara di atas tidak
berhasil. Memang di dalam Islam, menghukum diperbolehkan selama tidak
berlebihan seperti sampai menyebabkan luka. Hukuman tersebut usahakan
menimbulkan efek jera kepada anak agar ia tidak mengulangi perbuatannya. Akan
tetapi harus diperhatikan adab-adabnya, jangan sampai berlebihan yang akhirnya
akan membuat anak menjadi dendam.
10. Memahami Keadaan Anak Secara Baik dan Menggunakan
Metode yang Tepat
Setiap anak memiliki karakter dan pribadi yang berbeda
walaupun berasal dari orangtua yang sama. Cari metode yang tepat dan jitu
sehingga anak dapat diarahkan dengan lebih mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar