Jumat, 11 November 2011

Contoh RPP Berkarakter


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
I.       Identitas Mata Pelajaran
          1.   Nama Sekolah                                 :     MAN NGABANG
          2.   Kelas                                                :     XII
          3.   Semester                                         :     1
          4.   Program                                           :     IPS
          5.   Mata Pelajaran                                 :     Matematika
          6.   Jumlah Pertemuan                          :    1 x pertemuan       
II.
Standar Kompetensi
:
1.
Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah sederhana.
III.
Kompetensi dasar
:
1.1
Menggunakan integral untuk menghitung luas daerah dibawah kurva dan volum benda putar
IV.
Indikator Pencapaian Kompetensi
:
1.1
Menggambar suatu kurva dengan menentukan titik koordinat.



1.2
Menentukan luas suatu kurva yang diarsir dengan menggunakan integral
V.
Tujuan Pembelajaran
:
1.
Peserta didik dapat menentukan titik koordinat sutau kurva dengan memisalkan salah satu titik koordinat dan mengaplikasikannya dalam bentuk gambar kurva



2.
Peserta didik dapat menghitung luas daerah suatu kurva yang diarsir
 VI.
Materi ajar
:
(Lampiran 1)
VII.
Alokasi Waktu
:
2 x 45’
VIII.
Metode  Pembelajaran
:
Ekspositori, Tanya Jawab, dan diskusi
IX .    Kegiatan  Pembelajaran
No
Kegiatan Belajar Mengajar
Waktu
Aspek life skil yang dikembangkan
1
Pendahuluan



1.    Apersepsi
§  Guru mengecek kehadiran siswa dan memberikan pembinaan
§  Guru menyampaikan indikator pembelajaran pada pertemuan hari ini
§  Melalui metode tanya jawab, peserta didik diingatkan tentang materi deret integral yang telah dipelajari sebelumnya
10’
- disiplin
- keterampilan  
  menyimak informasi

2.    Motivasi
§  Guru memberikan penjelasan seandainya siswa menghitung luas suatu daerah yang berbentuk seperti kurva dapat menggunakan integral tertentu yang memiliki batas bawah dan batas atas dengan menentukan terlebih dahuli.

5’
- disiplin
- keterampilan  
  menyimak informasi
2
Kegiatan Inti



1.    Eksplorasi
§  Dengan tanya jawab, guru bersama peserta didik membahas permasalahan yang diberikan oleh guru.
§  Dengan tanya jawab, peserta didik membahas contoh soal yang berkaitan dengan menggambar kurva dan menentukan titik koordinat dan menentukan luas daerah yang diarsir. (Buku Paket Karangan Kartini, Suprapto dan Nur Akhsin, Halaman 16)
20’
- Kerjasama
- kesungguhan
- disiplin
- uji diri
- eksistensi diri
- potensi diri

2.    Elaborasi
§  Peserta didik secara berkelompok, menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dalam menentukan kurva dan menghitung luas daerah yang diarsir ( soal di LKS hal 15 no, 4, 6, dan 8). Selama proses diskusi guru memberikan arahan kepada kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan.
§  Beberapa peserta didik secara acak diminta untuk mengerjakan di papan tulis dan peserta didik yang lain memberi komentar. Jika dalam pengerjaan peserta didik tersebut ada kesalahan maka guru mengarahkan ke jawaban yang benar melalui tanya jawab ke seluruh peserta didik.
30’
- Kerjasama
- kesungguhan
- disiplin
- uji diri
- eksistensi diri
- potensi diri


3.    Konfirmasi
§  Guru bersama-sama peserta didik membahas soal yang tidak dapat diselesaikan dalam diskusi kelompok.
§  Guru memberikan penguatan tentang menentukan titik koordinat dan menentukan luas daerah yang diarsir dalam pemecahan masalah.
§  Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif
10’
- Kerjasama
- kesungguhan
- disiplin
- uji diri
- eksistensi diri
- potensi diri
 3
Penutup
§  Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan/ rangkuman  pembealajaran pada pertemuan hari ini
§  Guru bersama peserta didik mengadakan refleksi pembelajaran pada pertemuan hari ini
§  Guru memberi PR (LKS, Hal No. 10, 11 dan 12)
§  Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
15’
- pengendalian diri

X. Penilaian
1.    Teknik Penilaian : Tes
2.    Bentuk Penilaian : Tertulis (Uraian)
XI. Sumber Belajar
1.    Kartini, Suprapto dan Nur Akhsin, 2005. Matematika Program Studi Ilmu Sosial. Klaten Indonesia : Tiga Serangkai. Halaman 16-18.
2.    LKS
I. Alat-alat Pembelajaran
1.    Papan tulis ( White Board )
2.    Spidol
3.    Penggaris


                                                                                                   Ngabang, 27 September 2011
          Mengetahui                                                                       Guru Mata Pelajaran
          Kepala Sekolah


          Muhamad Sabirin, S.Ag. M.Si                                          Dwi Karsono, S.Pd
          Nip.19691028 199703 1 002                                            Nip. 19800901 200501 1 004





Lampiran

Luas daerah yang dibatasi kurva y = f(x) dan sumbu x pada ( a,b )
 

Luas daerah yang dibatasi kurva y = f(x), sumbu X, garis x = a dan garis x = b adalah :
 
Contoh :
1.       Menghitung luas daerah yang yang dibatasi kurva y = 4 – x2 dengan sumbu x.
Langkah-langkah :
a.       Menentukan titik koordinat yang dibatasi y = 4 – x2 dan sumbu x.
b.      Menggambar daerah yang dibatasi y = 4 – x2 dan sumbu x. Daerah yang diarsir adalah daerah yang dibatasi oleh kurva.
c.       Menentukan batas-batas integral. Batas integral adalah pepotongan kurva dengan sumbu x (y = 0 ).
d.      Menentukan luas.
2.       Menentukan luas daerah yang dibatasi kurva y = x2 – 8x, sumbu x, garis x=2 dan x=3.
Langkah-langkah :
a.       Menentukan titik koordinat yang dibatasi olah y = x2 – 8x, sumbu x, garis x = 2 dan  x = 3.
b.      Menggambar daerah yang dibatasi olah y = x2 – 8x, sumbu x, garis x = 2 dan  x = 3.
c.       Menentukan batas-batas integral, dari gambar terlihat a = 2 dan b = 3.
d.      Menghitung luas.
e.      Luas daerah selalu positif.

Kamis, 03 November 2011

Masalah Dunia Pendidikan

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing yang rendah Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
(1). Rendahnya sarana fisik,
(2). Rendahnya kualitas guru,
(3). Rendahnya kesejahteraan guru,
(4). Rendahnya prestasi siswa,
(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
(6). Mahalnya biaya pendidikan.

* Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
 Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.

* Rendahnya Kualitas Guru
 Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasny. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3). Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.*  

Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel.
* 
 Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah.Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

* Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

* Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.